Makkah dimerahi darah pada Dzulhijjah nanti?

Oleh Fauzan Al- Anshari

Istilah ‘Imam Mahdi’ mungkin terasa aneh bagi sesetengah orang, tetapi hadits-hadits Rasulullah SAW yang menerangkan tentang akan zahirnya Imam Mahdi pada akhir zaman sangatlah banyak, sehinggakan mencapai tingkatan hadits mutawatir secara maknawi. Hadits mutawatir adalah hadits sahih (valid) yang diriwayatkan oleh suatu jamaah (sekelompok orang) yang tsiqah (terpercaya, wara’, lagi berkepribadian tinggi), dimana keadaan ciri-ciri tersebut akan memustahilkan kesepakatan mereka untuk berdusta. Hadits tersebut telah diterima dari suatu jamaah yang mempunyai ciri seperti mereka, dari awal sanad (perawi) sampai akhirnya.

Sebagai contoh hadits berkenaan Imam Mahdi yang menjelaskan sebahagian tanda kezuhuran Imam Mahdi adalah berlakunya fenomena ganjil yang terjadi pada bulan Ramadhan dan malapetaka dahsyat pada bulan Syawal, Dzulqa’dah dan Dzulhijjah. Seperti disebutkan dalam hadits riwayat Daruquthni dalam Sunan-nya: Muhammad bin Ali berkata: “Sesungguhnya, Al-Mahdi yang kita nantikan itu memiliki dua mukjizat yang belum pernah terjadi semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, (yakni) bulan mengalami gerhana pada malam pertama (awal) bulan Ramadhan, sedangkan matahari mengalami gerhana pada pertengahan bulan itu dan kedua hal itu belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi.”

Sekali lagi, jika peristiwa-peristiwa di atas telah terjadi pada bulan Ramadhan, maka pada bulan Syawal pula akan terjadi huru-hara (ma’ma’ah). Kemudian pada bulan Dzulqa’dah akan terjadi konflik antara kaum dan perselisihan di kalangan negara umat Islam. Lalu pada bulan Dzulhijjah, pada musim haji, akan terjadi serangan terhadap para jamaah haji dan peperangan, sehinggakan darah akan mengalir memerahi Jumrah Aqabah pada hari-hari Eid-ul-Adha di Mina.

Pertanyaan yang sangat mendasar sekaligus mmembimbangkan. Dan, timbul persoalan, bilakah semua peristiwa ini akan terjadi? Apakah akan terjadi pada bulan Ramadhan ini (Oktober-November) atau Ramadhan berikutnya? Yang jelas bukan Ramadhan yang lalu. Namun sungguh mengamankan saya, ketika ada beberapa teman dari MER-C (Medical Emergency Resque Committee), yang memberikan helaian cetakan dari internet yang bersumber dari F. Espenak, NASA/GSFC-Tue, 1999 Jun 01 dengan judul Total Lunar Eclipse of 2003 Nov 09 dan F. Espenak, NASA/GSFC, Thu, 1999 May 27 dengan judul Total Solar Eclipse of 2003 Nov 23.

Memang telahpun terjadi dua gerhana pada bulan Ramadhan ini, iaitu pada 9 November 2003 telah terjadi gerhana bulan total (Total Lunar Eclipse), tetapi gerhana tersebut tidak dapat dilihat dari kepulauan. Sedangkan pada tanggal 23 November telah terjadi gerhana matahari total (Total Solar Eclipse), tetapi gerhana matahari penuh hanya dapat diperhatikan di Artatika sahaja.

Dari data NASA tersebut menunjukkan peristiwa yang sangat menghairankan kita –subhanalllah – bahawa peristiwa dua gerhana itu yang terjadi pada Ramadhan tahun ini, iaitu gerhana bulan pada 9 November 2003 dan gerhana matahari pada 23 November 2003, sebagaimana di khabarkan dalam hadits merupakan tanda sudah dekatnya masa akhir zaman. Namun, peristiwa gerhana tersebut bagi kebanyakan orang barangkali dianggap kejadian alamiah biasa. Walaupun diakui oleh para pakar astronomi, bahawa kejadian dua gerhana dalam satu bulan itu adalah perkara besar yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah. Sayangnya, peristiwa alam yang sangat aneh itu jarang menyadarkan mereka untuk sampai kepada keimanan kepada firman Allah SWT dan berita dari Rasulullah SAW.

Bagi mereka yang akrab dengan al-Qur’an dan al-Hadits serta atsar-atsar para sahabat, maka bila ‘tanda langit’ itu benar-benar terjadi pada bulan Ramadhan ini, tidak ada jalan lain kecuali waspada penuh menghadapi bulan-bulan berikutnya. Terutama bagi para jamaah haji, hendaklah mendekatkan hati-hati mereka kepada Allah SWT agar tidak menjadi korban serangan besar-besaran pada hari tasyriq di Mina. Tentu saja, bila kita ingin selamat, maka kita harus merujuk kepada panduan Rasulullah SAW, yakni berpegang teguh dengan sunnahnya sekaligus bererti menghentikan segala bentuk kemaksiatan dan meningkatkan taqarrub ilallah (ibadah kepada-Nya). Semoga kita semua termasuk orang-orang yang selamat. Wallahu a’lam.

- Fauzan Al- Anshari
UmmahOnline Team
ummahonline@yahoo.com
http://www.ummahonline.cjb.net - 06.12.2003

Sertailah:
Blog M@RHAEN: http://www.polarhome.com:793/~marhaen2k/marhaen/weblog.php?id=0
Forum M@RHAEN: http://marhaen.board.dk3.com/2/
Dapatkan maklumat terkini di Forum M@RHAEN.



Anda mempunyai lebih pilihan untuk melayari Laman M@RHAEN.i

Click Here!